Kamis, 24 Maret 2011

MASIHKAH DI BUTUHKAN...???

Telepon umum adalah telepon yang disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan banyak orang. Telepon umum sering kita jumpai terpasang di area-area publik seperti terminal ,bandar udara,stasiun kereta ,pusat perbelanjaan dan sebagainya.Dulu telepon umum menjadi idola bagi masyarkat untuk melakukan komunikasi jarak jauh. namun kehadirannya saat ini hanya seperti pelengkap dekorasi kota saja. Tak terlihat antrian panjang disebuah telepone umum seperti apa yang terjadi pada zaman keemasannya dulu  seakan telpon umum telah terdegredasi zaman.

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat khususnya teknologi komunikasi seperti handphone,orang menjadi enggan untuk menggunakan fasilitas telephone umum tersebut.Sebab handphone dianggap lebih efektif dan efesien dalam melakukan komunikasi karena dengan handphone orang bisa melakukan komunikasi dimana saja kapan saja dan dengan biaya yang murah. 

Dimasa kejayaannya dulu telepon umum di Indonesia memiliki dua jenis yaitu telepon umum dengan menggunakan koin dan satu lagi telepon umum dengan menggunakan kartu. Telepon umum koin adalah jenis telepon umum yang menggunakan koin atau uang koin sebagai alat pembayarannya.Pecahan koin yang digunakan adalah pecahan 200, 500, dan 1000 rupiah. Lama pembicaran yang tersedia bagi pengguna tergantung pda nominal koin yang dimasukkan. Jika pembicaraan berakhir sebelum tarif mencapai nominal koin dimasukan, maka telepon umum secara otomatis akan mengeluarkan koin sejumlah sisa kembaliannya. Selama percakapan berlangsung layar di telepon umum akan menampilkan durasi pembicaraan dan nominal rupiah yang telah di keluarkan. Pada umumnya layar akan berkedip-kedip menunjukkan angka 0000 ketika pembicaraan akan segera berakhir dan pengguna harus memasukkan kembali koin untuk bisa meneruskan pembicaraan.Sedangkan telepon umum kartu ini pada dasarnya merupakan fasilitas yang sama seperti telepon umum koin. Yang membedakannya adalah media pembayarannya yang berupa kartu (kartu khusus telepon atau kartu serbaguna). Di dalam kartu tersebut telah diberi sejumlah nilai yang kita gunakan untuk menelpon dan kita dapat membelinya di gerai yang melayani pembelian kartu telepon. Telepon umum kartu, di Indonesia khususnya tidak telalu diminati oleh sebagian besar kalangan masyarakat karena masyarakat Indonesia lebih suka menyimpan koin dari pada kartu.
Sejarah Singkat Telpon Umum
Telepon umum pertama kali di temukan oleh William Gray tahun 1889 dan dipasang pada sebuah bank di daerah hart ford Connecticut. Penemuan tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1902 jumlah telepon umum di Amerika Serikat 81.000 buah.Pada tahun 1905, telepon umum koin ciptaan Bell dipasang pertama kali secara outdoor pada Jalan Cincinnati. Telepon umum itu tidak begitu menarik perhatian masyarakat karena pemakaian telepon secara pribadi kurang bisa dilakukan di tempat publik.Maka dari itu, pada tahun 1950-an, Bell mendesain kotak telepon (kamar untuk menelepon) dari kaca dan alumunium yang cukup memuat satu orang di dalamnya. Hal ini merupakan kemajuan pesat setelah bertahun-tahun lamanya kayu digunakan untuk membuat kotak telepon.
Pada tahun 1910, Western Electic dan Gray Telephone Pay Station Co. Menandatangani kesepakatan untuk Gray agar membuat coin collector (pengumpul koin adalah tempat memasukkan koin pada telepon umum) pada ciptaan Bell menggunakan hak paten yang dimiliki oleh Gray dan Western Electric.Hasil dari perjanjian tersebut adalah diproduksinya pengumpul koin tipe 50A pada tahun 1911. Pada akhir tahun 1912, 25.000 telepon umum koin dengan pengumpul koin tipe 50A dipesan untuk kota New York saja. Tipe 50A ini memiliki 3 lubang untuk berbagai macam koin dan terus menggapai kesuksesan hingga tahun 1954, hingga pada tahun berikutnya, diperkenalkan tipe baru yang hanya memiliki satu lubang saja yang memiliki fungsi sama dengan ketiga lubang.
Yang menjadi pertanyaan sekarang apakah sarana seperti telepon umum ini masih di butuhkan oleh masyarakat atau kanya menjadi objek kenangan masa lalu saja..........entah lah

0 komentar:

Posting Komentar